DAS sebagai sub sistem sumber daya dan sub sistem sosial ekonomi di BENGKULU

DAS sebagai satuan pengembangan sumberdaya dan satuan pengaturan tata ruang wilayah pembangunan. harus dapat menampung kepentingan berbagai sektor dalam pemanfaatan sumberdaya. dimana ini melibatkan dari berbagai sektor dalam pemanfaatan sumberdaya.
Dimana di dalam nya terdapat sub sistem sumber daya dan sub sistem sosial ekonomi yang saling berkaitan, sehingga sistem DAS dapat juga dipandang sebagai satuan pengembangan sumberdaya dan satuan pengaturan tata ruang wilayah pembangunan
Secara Umum Daerah Aliran Sungai di Bengkulu merupakan DAS regional seluas 51.000 ha yang secara administratif terletak pada dua kabupaten di Propinsi Bengkulu. Bagian hulu DAS terletak di Kabupaten Bengkulu Utara dan bagian hilir terletak di Kota Bengkulu dan meliputi 8 kecamatan, yaitu Taba Penanjung, Talang Empat, Pondok Kelapa, Karang Tinggi, Pematang Tiga, Pagar Jati, Muara Bangka Hulu, Gading Cempaka, Teluk Segara, Ratu Agung, Sungai Serut dan sedikit Kecamatan Selebar. Dimana Secara fisik DAS Bengkulu terletak pada posisi 3 58’ - 3 85’ LS dan 102 23’ - 102 60’ LS, yang dibatasi oleh Sebelah timur DAS Tanjung Aur dan DAS Babat, Sebelah selatan, Samudera Indonesia, Sebelah barat DAS Hitam dan DAS Lemau, dan Sebelah Utara DAS Musi.
Berdasarkan sistem sungai yang ada DAS Bengkulu dibagi menjadi 3 Sub DAS, yaitu Sub DAS Rindu Hati dengan luas 19.207 Ha, Sub DAS Susup dengan luas 9.890 Ha, dan Sub DAS Bengkulu Hilir dengan luas 22.402 Ha.
Berbagai masalah terjadi di DAS hilir dan hulu. Masalah lingkungan yang dihadapi ini pada dasarnya adalah masalah ekologi manusia. Dimana masalah itu timbul karena perubahan lingkungan yang menyebabkan lingkungan itu kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia. Jika hal ini tidak segera diatasi pada akhirnya berdampak kepada terganggunya kesejahteraan manusia.

Hampir dalam setiap tahun nya 2-3 kali di kota bengkulu terjadi banjir. Tercatat 400-an Ha daerah Kota bengkulu tergenang kerugian materi yang tak terhitung jumlahnya dimana ini diakibatkan karena adanya banjir dan pendangkalan yang ada didaerah aliran sungai. Begitu pun di daerah hulu. Pembukaan hutan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, pembuangan limbah tambang batubara ke Aliran Sungai di Hulu, adanya limbah Pabrik karet dan kelapa sawit semakin memperparah kondisi yang ada di Daerah Aliran Sungai. Akibat aktivitas ini terjadi peningkatan senyawa organik pada air, adanya sisa-sisa pestisida di DAS, peningkatan zat pada tersuspensi dan terlarut,peningkatan kadar amonia, peningkatan kadar minyak dan lemak, mempengaruhi pH dll. DAS yang terkena aktivitas ini adalah DAS Dikit Seblat, DAS Bengkulu-Lemau, badan sungai Pisang (Ipuh), sungai Betung (Muko-muko), sungai Simpang Tiga (Tais), sungai Bengkulu, dan sungai Sinaba (Ketahun). Dimana ini berakibat pada rusaknya Cagar Alam Danau Dusun Besar, dan terjadinya bencana alam seperti Longsor, banjir saat musim hujan, kekeringan saat musim kemarau, Yang berimbas pada menurunnya pendapatan Petani akibat adanya pencemaran Air Hulu ke hilir

Hal ini bisa terjadi dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah Lemahnya kesadaran dari pemerintah Daerah secara Khusus dan masyarakat secara umum baik Kota maupun kabupaten di bengkulu terkait dengan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem lingkungan disepanjang DAS dari kerusakan dan pencemaran baik di hulu maupun hilir sehingga keberadaan DAS sebagai sub sistem sumber daya dan sub sistem sosial dan ekonomi masih bisa berjalan dengan baik.

0 komentar: